Si Meong (3)

9 Dec 2015 09:55 3152 Hits 2 Comments
Catatan Absurd Si "Doni" Meong Bagian Ketiga

Si Meong (3)

Karya wisata telah lama berlalu, namun kesannya masih membekas di hatiku.

Bagaimana tidak?! Pujaanku dan mantan sahabatku berfoto bareng ala prewed dan celakanya, akulah fotografernya saat itu. Terlebih lagi foto mereka masih ada di laptopku. Entah mengapa aku tidak menghapusnya.

Move On! Yeah, ku pikir kalimat motivasi yang diucapkan dengan semangat tetap saja terasa hambar di telinga yang hampa.

Bukan, bukannya tidak mampu melupakan Mawar dan Mario, tetapi situasi dan kondisi di kelas benar-benar menyiksaku. Di mana ada Mawar, di situ ada Mario, sungguh merusak pemandangan.

Kelas yang dulunya sejuk kini terasa suram.

Setiap aku melangkahkan kaki di sana adalah menginjak semak belukar dan setiap aku meletakkan pantatku di kursi adalah menduduki es batu seukuran kepalan tangan. Sialnya es batu itu bukan metafora, tapi kelakuan teman sebangku yang baru, murid pindahan, Jimi.

Jimi itu… Entahlah, ku rasa dia adalah pelengkap siksaan dalam kelas neraka ini. Dia selalu mencari celah dan kelengahanku, tertidur di kelas sama dengan coretan di wajah. Ketika aku melepas sepatu, dalam hitungan detik sepatu itu akan terisi benda atau binatang secara otomatis.

Jimi itu… Robot iseng, mesin jahil, virus, atau malware dengan wajah innocent, ku pikir dia lebih mirip malaikat siksa kubur.

Malangnya, Jimi yang ini adalah makhluk dengan embel-embel perempuan. Laki-laki gentle seperti aku tidak mungkin menyakiti kaum perempuan. Bruakak. Itu siapa sih yang ketawa, nyebelin. Nama lengkapnya Jimi Laila.

Intinya, Jimi itu ngeselin pake banget, namun semua orang begitu mudahnya tertipu oleh wajahnya yang tak berdosa, dan yang lebih parah lagi, aku tidak berdaya untuk membalasnya apalagi untuk menghentikan siksaannya, yang harus ku lakukan jika berada di lingkungan sekolah adalah: waspada setiap saat.

Ku pikir semester baru adalah lembar hidup baru, kenyataannya, cuma daftar panjang kesialan baru.

“Don, dipanggil Ibu Linda ke kantor”

Aku menoleh sebentar, Jimi, baju seragamnya keluar dari roknya, bersandar di pintu kelas saat jam istirahat.

“Siapa yang dipanggil?” Sahutku sambil penuh waspada.

Eh, Jimi malah menghilang entah ke mana.

Ibu Linda bisa dimasukkan ke dalam kategori guru killer. Biasanya, panggilan ke kantor oleh beliau sebagian besarnya berhubungan dengan pelanggaran kedisiplinan sekolah.

Kalau aku menemui beliau dan ternyata Jimi bohong, pasti moment ketemuan dengan Bu Linda akan jadi awkward banget.

Kalau aku tidak menemui beliau dan ternyata Jimi jujur, pasti akan menambah kemarahan Ibu Linda.

Baiklah, ini terakhir kalinya aku mempercayai Jimi, janjiku dalam hati lalu berdiri, mulai melangkah… dan… tali sepatuku terikat di kursi. Bruakak. Terlintas wajah Jimi. Sial.

Aku melepas ikatan tali sepatuku sambil menggerutu, kena lagi. Aku lalu bersandar di kursi sambil memukul meja.

Tiba-tiba megaphone yang terletak depan kelas kami, kelas XIB, berbunyi gemerisik, lalu suara khas Ibu Linda keluar dari sana.

“Mohon Perhatian! Panggilan kepada Doni Kusuma siswa kelas XIB agar menemui saya di kantor, segera!” Diiringi suara storing. Eh?

Aku bergegas bangkit dan keluar kelas dengan setengah berlari.

Aku tidak memperhatikan ada kulit pisang di depan pintu... dan… Aku jatuh terjengkang. Bruakak. Terlintas wajah Jimi. Sial.

Bersambung.

Si Meong (3)

Guru killer menanti Doni di kisah selanjutnya! Stay tune at plimbi!

Next issue ~> Si Meong (4) Release on Dec 11st, 2015

Cerita Sebelumnya ~>

Si Meong

Si Meong (2)

About The Author

Tuhuk Ma'arit 53
Expert

Tuhuk Ma'arit

Bodoh, miskin, dan pemalas. Lahir di Kotabaru (Kalimantan Selatan) pada tanggal 30 Januari 1988. Menulis adalah hal yang biasa bagi saya, saya sudah melakukannya sejak Sekolah Dasar. Saya sudah terbiasa menyalin contekan PR, dihukum menulis di papan tulis, menulis absen dari jarak jauh ketika bolos (mungkin bisa disebut mengisi absen secara online), menulis cerpe'an sebelum ulangan, dan menulis surat cinta di tahun 90-an. Tetapi, menulis ide orisinil adalah hal baru yang akan saya kembangkan. Semoga, amin. Sekarang saya bekerja tetap sebagai pengangguran. Hobi saya yang bercita-cita memberi pekerjaan kepada sejuta rakyat Indonesia adalah bermalas-malasan. Jika istri saya tidak mengetahui akun ini, berarti status saya adalah masih single dan available. Eh?
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel