5 Penyebab Anda Sulit Menulis

2 Jul 2015 06:27 7103 Hits 4 Comments
Menulis sebuah pesan berupa tulisan jenis nonfiksi atau fiksi, tidaklah sulit bagi sebagian orang yang sudah terbiasa. Namun, bagi sebagian yang lain kegiatan menuliskan pesan bisa menjadi 'malapetaka' tak berkesudahan

Menulis sebuah pesan berupa tulisan jenis nonfiksi atau fiksi, tidaklah sulit bagi sebagian orang yang sudah terbiasa. Namun, bagi sebagian yang lain kegiatan menuliskan pesan bisa menjadi 'malapetaka' tak berkesudahan. Apalagi jika itu bagian dari tugas yang harus diselesaikan segera. Berdasarkan pengalaman saya dalam menulis, ada beberapa penyebab yang membuat Anda sulit menulis. Apa sajakah itu?

  1. Malas. Menurut saya ini yang paling sering dijadikan alasan oleh mereka yang enggan menulis atau menyelesaikan tulisannya sesuai tenggat waktu (deadline) yang dtetapkan dalam tugas penulisan. Jika sudah malas, sebenarnya aktivitas atau pekerjaan apapun (bukan hanya menulis) tak akan bisa diselesaikan. Jika ingin bisa menulis, pertama kali hilangkan rasa malas. Berat? Memang, Tetapi jika punya keinginan kuat, tak ada yang tak mungkin selama memang masih bisa diupayakan.
  2. Ingin langsung sempurna hasilnya. Punya keinginan tampil bagus adalah dambaan setiap orang yang sedang mengupayakan keterampilannya bisa diakui oleh orang lain. Namun, mengharapkan atau menginginkan sesuatu yang langsung sempurna tidaklah mungkin. Semua ada prosesnya dan prosedurnya. Anda tidak bisa langsung jadi dan bagus, apalagi sempurna. Mencapai derajat bagus saja sulit jika tidak dibarengi dengan latihan dan meningkatkan terus kemampuan diri, apalagi mencapai hal sempurna yang saya rasa tak seorang pun sanggup melakukannya. Tulislah sesuatu yang mudah, yakni yang dikuasai dan disukai sebagai sarana melatih diri untuk rajin menulis.
  3. Takut dikritik. Ini mirip dengan poin ke-2. Namun pada poin ini, perasaan takut lebih mendominasi. Sedangkan pada poin ke-2 lebih kepada ambisi. Nah, perasaan takut dikritik sudah cukup membunuh keinginan dan kreativitas menulis Anda. Padahal, kritik dalam beberapa kondisi bisa menjadi 'obat' untuk memperbaiki apa yang sudah kita tuliskan. Kritik yang membangun akan memberikan dorongan kuat untuk mengevaluasi dan mempelajari apa yang salah dalam tulisan sebelumnya. Tetaplah menulis, meski harus menghadapi badai kritik. Kapal yang berlabuh di dermaga memang nampak gagah, tetapi bukan itu tujuan utama dibuatnya kapal. Tujuan utama adalah mengantarkan penumpangnya ke tempat tujuan meski di tengah lautan mungkin saja ada banyak badai, namun kapal tersebut harus siap menghadapinya. Begitu juga dengan kemampuan yang kita miliki. Tetaplah menulis dan terus belajar untuk meningkatkan kemampuan.
  4. Khawatir salah. Semua orang bisa salah sebenarnya. Nah, karena sudah menyadari kemungkinan untuk salah, maka kita seharusnya berhati-hati dan tetap belajar untuk meminimalisir kesalahan tersebut. Rasa khawatir yang berlebihan akan memberikan efek buruk kepada seseorang (termasuk dalam menulis). Mungkin saja bagi Anda yang sekarang sulit menulis adalah karena Anda memiliki rasa khawatir salah secara berlebihan. Fokuskan pada apa yang hendak disampaikan. Jikapun ternyata ada pembaca yang mengkritik, jadikan sebagai 'cambukan' untuk lebih baik lagi pada tulisan-tulisan berikutnya.
  5. Tak memiliki mood bagus. Bagi sebagian besar orang dalam beraktivitas atau mengerjakan sesuatu sering menunggu mood bagus. Suasana hati yang enak akan memberikan dorongan kuat dalam bekerja atau berkegiatan (termasuk dalam menulis). Banyak orang menunggu mood yang baik ketika hendak menulis. Namun, karena mood tak kunjung datang, akhirnya tak pernah mau menulis. Sebenarnya ini salah. Menulis atau kegiatan apapun, jika menjadikan mood sebagai ukuran, saya pastikan tak akan pernah bisa menyelesaikan sebuah pekerjaan atau aktivtas. Mengapa? Karena bisa saja mood itu memang tidak akan datang karena persoalan cara pandang kita sendiri terhadap pekerjaan atau kegiatan tersebut (termasuk menulis) yang menganggap hal itu tidaklah penting. Tetapi jika menulis adalah bagian dari profesi dan itu urusannya dengan penghasilan, saya rasa orang akan dipaksa dan terpaksa menulis. Contohnya, jika kita bekerja dalam satu tim, tetapi ada di antara anggota tim yang tak jua menyelesailkan tulisan karena menunggu mood, maka proyek bersama itu dipastikan terhambat atau malah gagal total.

Demikian lima penyebab Anda sulit menulis dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat.

Salam,

O. Solihin

Tags

About The Author

O. Solihin 20
Novice

O. Solihin

Editor di Buletin gaulislam.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel