Ekosistem Android yang Terus Berkembang

operasi besutan Google, Android ternyata tidak hanya terus berkembang dengan perubahan nama dan angka.  Sistem operasi Android juga berkembang pada ranah lain. Sistem operasi ini memiliki platform pada tiap perangkat. Tidak aneh, jika kemudian ada yang menyebut bahwa Android merupakan sistem operasi tersukses mengalahkan kepopuleran OS Windows yang sudah lam berkuasa. 

Sistem operasi Andrid kini menempuh berbagai skala. Artinya, si robot hijau tidak hanya hadir untuk perangkat komunikasi tetapi juga pada ranah lain untuk berbagai keperluan. Setidaknya, hal tersebut juga diungkapkan oleh  pihak Google pada ajang Google I/O 2015 yang berlangsung, 28-29 Mei 2015. Pada ajang tersebut, pihak Google mengungkapkan bahwa Android telah melangkah lebih lanjut dan menyentuh berbagai ranah perangkat. 

Pernyataan tidak salah. Pasalnya, Google telah menghadirkan beberapa perkembangan terkait Android. Salah satunya adalah OS Android Wear. Sistem operasi ini adalah sistem operasi Android yang dioptimalkan untuk perangkat jam tangan pintar. Sistem operasi ini pertama digunakan oleh produk Samsung Galaxy Gear dan Motorola Moto 360. Sistem operasi ini kemudian digunakan oleh produsen smartwatch lainnya. 

Selain Android Wear, Google juga menghadirkan sistem operasi yang khusus  digunakan untuk perangkat mobil. Sistem operasi tersebut adalah Android Auto. Hyundai menjadi produsen mobil yang pertama mencicipi OS Android Auto ini. Sonata 2015 dari Hyundai adalah salah satu contoh mobil dengan OS Android Auto. Kini, Android Auto juga direncakan akan hadir pada lebih dari 30 produsen mobil yang sudah bekerjasama dengan Google.

Ekosistem Android berkembang ke ranah hiburan. Hal ini ditandai dengan hadirnya OS Android TV. Sistem operasi ini, bersama Android Auto dan Android Wear diperkenalkan pertamakali pada ajang Google I/O 2014.  Sistem operasi sudah tersemat dalam beberapa produk TV. Dua diantaranya yang sudah menghadirkan TV dengan OS Android TV adalah Sony dan Sharp. Philips juga sudah kerjasama dengan Google. Hanya saja, Philips fokus pada pasar Eropa. 

Setelah menghadirkan ketiga ekosistem tersebut, Android kemudian berkembang ke arah yang lebih baik. Pada helatan Google I/O 2015, Google memperkenalkan Android M dengan fitur dan perubahan yang besar. Perubahan tersebut terletak dalam tampilan antarmuka, kemudahan kostumisasi, sensor sidik jari, dan lain sebagainya. 

Selain ekosistem Android, Google juga mengembangkan OS bernama Brillo. Sistem operasi ini merupakan OS khusus Internet of Things (IoT). Kehkhususan ini bertujuan agar perangkat dengan spesifikasi rendah mampu menjalankan sistem operasi layaknya Android dengan baik, lancar, dan mudah. 

Kehadiran Brilio ini adalah sebagai bentuk jawaban dari Google akan kurangnya perhatian Android terhadap perangkat dengan spesifikasi rendah. Perlu diketahui, bahwa Android tidak cukup optimal untuk perangkat dengan jeroan yang sangat rendah. Jikapun ada, OS Android sudah dikostumisasi oleh produsennya. Nah, dengan OS Brilio ini, pengembang tidak perlu lagi melakukan hal tersebut. Pasalnya, Brilio sangat opimal untuk perangkat rendah. Bahkan, untuk perangkat yang tidak menggunakan layar, sistem operasi ini tetap berjalan. Yang menarik, ada rumor yang menyebutkan jika Brilio ini akan memakan RAM sebanyak 32MB atau 64MB

 Dari pemaparan tersebut, sudah jelas bahwa Google seolah ingin menunjukan taji bahwa mereka bisa menghadirkan sistem operasi yang jadi solusi untuk keperluan sehari-hari. Tanpa disadari oleh penggunanya, Google ingin agar Android lebih dekat dan seperti agar pengguna merasakan tidak ingin kehilangan Android. [HMN]