Sebagian Besar Pengguna Internet Adalah Korban Kejahatan Dunia Maya

18 Dec 2012 17:30 4836 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Cybercrime atau kejahatan dunia maya merupakan aktivitas kriminal melalui komputer dan jaringan komputer sebagai alat. Meski kerap berkaitan dengan aktivitas penipuan online, carding, pornografi dan lainnya, sejatinya istilah tersebut hanya mengacu kepada media yang dipergunakan oleh pelaku kejahatan untuk mempermudah aktivitasnya.

Cybercrime atau kejahatan dunia maya merupakan aktivitas kriminal melalui komputer dan jaringan komputer sebagai alat. Meski kerap berkaitan dengan aktivitas penipuan online, carding, pornografi dan lainnya, sejatinya istilah tersebut hanya mengacu kepada media yang dipergunakan oleh pelaku kejahatan untuk mempermudah aktivitasnya. Kesadaran akan keamanan cyber atau dunia maya sendiri semakin meningkat secara global, baik individu, kalangan bisnis, dan bahkan negara. Sayangnya, belum banyak dari mereka yang menganggap hal tersebut sebagai isu serius atau tidak cukup melakukan proteksi terhadap kerentanan kejahatan itu menyerang siapa saja.

Sebuah survei dari Penomenon Institute menemukan bahwa 90% perusahaan di Amerika Serikat telah teretas dalam 12 bulan terakhir ini. Sebagian besar dari korban kejahatan dunia maya setuju bahwa jaringan internet mereka telah dilanggar lebih dari satu kali. Dan lebih dari setengah dari mereka menunjukkan ketidapercayaan dapat menanggulangi penyerangan tersebut di masa mendatang. Berkaca pada banyak kasus yang terjadi, artinya Aktivitas dunia maya tidak seaman yang Anda pikirkan. Para hacker di seluruh dunia tengah bekerja saat ini untuk mendapatkan apapun yang dapat mereka dapatkan di dalam web.

Penipuan digital, pencurian hak kekayaan intelektual, dan perusakan jaringan internet banyak perusahaan tak dapat dipungkiri mengakibatkan kerugian materi yang begitu banyak. Secara global aktivitas kejahatan dunia maya pada tahun 2008 saja telah menghasilkan kerugian $1 triliun. Selain itu, hasil survei pun menunjukkan bahwa 65% dari pengguna internet secara global telah menjadi korban dari kejahatan cyber, baik melalui virus, kartu kredit online, ataupun pencurian identitas. Amerika Serikat sendiri menjadi negara ketiga sebagai korban terbanyak kejahatan cyber. Posisi pertama ditempati oleh negara China dengan 83% pengguna internet di negara ini telah menjadi korban. Pada posisi kedua terdapat dua negara yakni Brazil dan India yang menyumbang 76% pengguna internet sebagai korban. Ini menunjukkan bahwa negara dengan tingkat keamanan seketat Amerika Serikat pun memiliki lubang-lubang kejahatan dunia maya yang mudah tertembus.

Penomenon Institute pun mendapati bahwa password memiliki peran penting mengenai sulit atau tidaknya seorang hacker meretas jaringan komputer dan internet pengguna. Saat sebuah jaringan hadir dengan password, secara drastis terjadi pula peningkatan waktu yang perlu seorang hacker lakukan untuk menebak kode komputer yang digunakan. Waktu yang diperlukan pun bervariasi tergantung jumlah digit password. 6 digit password dengan penggunaan huruf kecil hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit untuk diretas. Sedangkan 7 digit password baik huruf kecil dan besar dibutuhkan waktu sekitar 3 tahun. Dan yang terlama adalah penggunaan 8 digit password dengan penggabungan huruf besar dan kecil, nomor, serta simbol. Tidak tanggung-tanggung, waktu yang diperlukan para peretas adalah 463 tahun.

Sayangnya sebagian besar pengguna web menggunakan satu password untuk seluruh akun mereka. Dan pada umumnya password yang mereka gunakan seperti: 12345 atau abcde tanpa adanya gabungan nomor ataupun simbol. Itulah yang menjadi salah satu penyebab tingkat kejahatan dunia maya dapat dengan mudah dilakukan dan meningkat. Walaupun hampir di setiap negara saat ini telah memiliki peraturan formal untuk mencegah kejahatan ini menyebar luas, namun proteksi dan perlindungan dari setiap pengguna internet adalah cara paling ampuh untuk menanggulangi permasalahan pelik tersebut. [MS]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel