Tips Memotret Strobist agar Foto Lebih Menarik

8 Oct 2013 11:00 24415 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Teknik fotografi Strobist ternyata memang masih jarang dipakai oleh fotografer pemula. Padahal jika sudah memahami tidak akan ada kerumitan dalam teknik ini. Pada artikel kali ini Plimbi akan memberikan tips memotret Strobist agar foto lebih menarik, karena bagaimana pun juga foto Strobist akan memiliki tampilan lebih halus dan selayaknya profesional.

Teknik fotografi Strobist ternyata memang masih jarang dipakai oleh fotografer pemula. Padahal jika sudah memahami tidak akan ada kerumitan dalam teknik ini. Pada artikel kali ini Plimbi akan memberikan tips memotret Strobist agar foto lebih menarik, karena bagaimana pun juga foto Strobist akan memiliki tampilan lebih halus dan selayaknya profesional.

  • Pengenalan

Sebelum membahas mengenai tips memotret Strobist, mungkin ada pembaca yang tidak tahu apa itu Strobist? Apakah itu sebuah teknik khusus fotografi atau mungkin Strobist adalah sebuah benda? Strobist merupakan teknik fotografi yang mendayagunakan penggunaan lampu kilat (speedlight/flash) namun tidak terpasang pada Hot Shoe kamera. Istilah umumnya adalah off Shoe atau off camera flash.

Pada umumnya teknik Strobist sering digunakan dengan kamera SLR maupun DSLR. Penggunaan lampu kilat yang tidak terpasang langsung pada kamera memungkinkan fotografer untuk lebih kreatif dalam hal lighting (pencahayaan). Sering kali Strobist dilakukan dengan lebih dari satu lampu kilat, lebih sering dengan dua sampai tiga lampu kilat atau bahkan lebih tergantung peralatan yang dimiliki. Namun jika hanya menggunakan satu lampu kilat, sudah termasuk dalam teknik Strobist selama lampu kilat tidak terpasang pada kamera.

  • Peralatan

Sekilas bagi yang tidak terbiasa, fotografi Strobist terlihat lebih merepotkan. Namun percayalah, hasil yang didapat dijamin akan lebih memuaskan dan menarik selama tekniknya benar. Peralatan umum dan utama untuk Strobist tentu saja adalah kamera DSLR/SLR maupun kamera yang memiliki Hot Shoe. Kemudian Anda bisa menggunakan lampu kilat atau flash biasa yang sering terpasang pada kamera. Akan lebih baik jika Anda menggunakan dua lampu kilat atau lebih. Untuk mensinkronkan Shutter kamera dengan flash-flash terpisah tersebut Anda bisa menggunakan Trigger, baik itu berkabel maupun tanpa kabel.

Namun saat ini lebih ‘nge-trend’ penggunaan Transmitter Trigger tanpa kabel karena penggunaan yang lebih mudah dan leluasa. Sedangkan Penampang flash disebut Receiver Trigger, dipasang sebagai pengganti Hot Shoe. Untuk lebih maksimal Anda bisa menggunakan peralatan tambahan seperti Umbrella Reflector, Snoot, Honeycomb dan Softbox (mini maupun besar) agar menghasilkan cahaya lebih halus dibandingkan flash tanpa ‘rombakan’.

 

Baca juga :

               Untuk yang Penasaran, Inilah Bedanya Huawei P9 dengan P9 Plus

               VIDEO: Ini Baru Keren, Software Faception Bisa Kenali Wajah Penjahat dan Teroris

 

  • Tips Strobist

Untuk bermain-main dengan teknik Strobist Anda tidak perlu bingung. Seperti biasa Anda hanya cukup menguasai metering, eksposur, serta sinkronisasi flash. Namun ada perbedaan sedikit, yakni pada intensitas pancaran cahaya yang lebih lebih terang serta luas jika dibanding penggunaan built-in flash maupun flash eksternal di Hot Shoe. Selain itu Anda juga harus mengetahui batas maksimum angka Shutter Speed saat menggunakan flash untuk Strobist. Berikut ini beberapa tips memotret Strobist secara singkat:

  • Tips memotret Strobist pertama adalah peletakan posisi flash. Alangkah baiknya Anda menggunakan light stand untuk kemudahannya. Jika ada dua flash posisikan satu flash di depan objek secara menyamping dengan posisi jangan terlalu dekat, dan satunya lagi bisa ditempatkan di belakang objek.
  • Menyamping atau tidaknya tergantung selera dan tujuan pemotretan. Posisi menyamping biasanya agar flash bisa menerangi objek bagian samping. Sedangkan peletakan di posisi belakang bertujuan untuk menerangi bagian belakang objek. Sebagai contoh, pada pemotretan modeling Strobist sering kali terlihat rambut sang model menyala. Itu adalah efek dari peletakan flash dibagian belakang.
  • Dengan Strobist Anda bisa melakukan kontrol Ambient Exposure atau cahaya yang ada dilingkungan. Kontrol ini bisa dilakukan dengan pengaturan Shutter Speed. Sebagai contoh penggunaan angka Shutter Speed rendah bisa memungkinkan cahaya pada latar belakang lebih terang. Dan jika sebaliknya dengan Shutter Speed tinggi lingkungan akan gelap.
  • Teknik Strobist malam hari biasanya menggunakan Shutter Speed tinggi agar cahaya lebih banyak masuk dan latar belakang terang. Sedangkan pada siang hari kemungkinan harus menggunakan Shutter Speed tinggi agar tidak terjadi over exposure mengingat Available Light sudah ada dan ditambah cahaya Strobist. Sayangnya kebanyakan flash hanya mampu sinkronasi dengan Shutter Speed maksimal 1/200.
  • Kontrol atas Ambient Exposure juga bisa dilakukan dengan penggunaan Aperture. Semakin besar (angka f kecil)  kemungkinan cahaya yang masuk lebih banyak, dan semakin kecil (angka f besar) cahaya yang masuk lebih sedikit.
  • Pakai teknik Strobist dimana pun, baik itu di dalam ruangan maupun luar ruangan. Bahkan kebanyakan orang menggunakan teknik Strobist di luar ruangan, siang atau malam hari.
  • Dengan teknik Strobist Anda juga bisa memungkinkan mendapatkan foto langit lebih berwarna dengan objek juga terlihat. Biasanya warna langit bisa terlihat saat penggunaan Aperture kecil dari f/10 hingga f/22. Namun tanpa adanya flash, maka penggunaan Aperture kecil akan membuat objek dibawah gelap meski warna langit muncul. Karena keterbatasan sensor untuk memunculkan foto HDR, maka penggunaan teknik Strobist memungkinkan Anda mendapat foto lebih berwarna dan objek dibawah tetap terlihat jelas.
  • Tetap ingat bahwa kekuatan cahaya sangat dipengaruhi oleh jarak flash ke objek. Jika merasa terlalu kuat, Anda bisa memundurkan posisinya.

Sebenarnya teknik fotografi Strobist dipakai sebagai alternatif penggunaan lighting ala Studio yang lebih mahal dan susah dibawa keluar ruangan. Peralatan Strobist juga tidak terlalu mahal, dengan flash seharga ratusan ribu dan Trigger dibawah 300 ribu Anda sudah bisa bereksperimen dengan cahaya. Bahkan saat ini banyak peralatan Umbrella Reflecor dan Mini Softbox yang dibanderol dengan harga puluhan ribu saja. Selamat mencoba. [ALX]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel