Password merupakan teknologi lama yang masih sangat esensial hingga saat ini. Entah kenapa sistem keamanan menggunakan password bisa bertahan lama, tetapi yang jelas bukan karena sistem ini menjadi favorit. Banyak orang pasti enggan menghafalkan password yang dia miliki. Password ATM-nya, password lemari brankas-nya, password pintu kantornya, dan lain-lain. Kemudian ide menggunakan bagian tubuh manusia sebagai kunci dari sistem keamanan mulai berkembang.
Sistem keamanan yang sedang marak di Tanah air saat ini adalah menggunakan sidik jari. Sayangnya sistem sidik jari pertama kali hingga sekarang masih digunakan sebatas absensi karyawan di beberapa perusahaan. ATM Bank, yang akhir-akhir ini sering mengalami kasus pembobolan, baru dalam tahap wacana akan mengganti sistem keamanan ATM menggunakan sidik jari.
Belum sepenuhnya terimplementasi proses transisi sistem keamanan dari password ke sidik jari di Indonesia. Sebuah perusahaan Biometric yang didirikan pertama kali di Puerto Rico, Hoyos, bekerja sama dengan Stanley, perusahaan yang bergerak di bidang sistem keamanan, menciptakan sistem keamanan baru menggunakan retina mata manusia. Produk sistem keamanan ini bukan dalam bentuk prototype dan sudah mulai diperdagangkan di AS dan Eropa.
Sistem keamanan ini bekerja dengan cara men-scan retina manusia pada jarak tertentu, dan memiliki kemampuan membaca satu orang perdetik. Selain itu produk ini juga membaca retina manusia untuk memastikan manusia tersebut dalam keadaan hidup.
Retina manusia memiliki 2000 poin yang bisa digunakan untuk membedakan antara satu manusia dengan yang lainnya. oleh karena alasan itulah bagian tubuh ini yang digunakan Hoyos & Stanley. Tingkat ketepatan produk ini sangat tinggi, sehingga cukup aman untuk digunakan pada level industri, komersial, atau sistem keamanan perumahan mewah.
Anda pasti mengikuti beberapa film science fiction yang menggunakan sidik jari, telapak tangan, atau scan mata sebagai alat pembuka pintu ruangan penyimpan barang-barang berharga. Dan sekarang teknologi tersebut telah hadir di dunia nyata. Entah film science fiction yang meniru perkembangan teknologi yang masih dalam bentuk prototype, atau para pengembang teknologi yang terinspirasi oleh film science fiction, kebanyakan teknologi yang ada di film-film semacam itu menjadi kenyataan. Mari kita tunggu teknologi dalam film science fiction apalagi yang akan menjadi kenyataan selanjutnya. RY